Karya rinaras ambuka budi, gapura mangesthi aruming bawana.

Senin, 13 Juni 2016

Peran pemda Jember dalam penanggulangan buta huruf (Juliyul H.)


Problema yang masih sulit di atasi oleh pemerintah indonesia khususnya sektor Pendidikan. sesuai dengan amanat undang-undang dasar 45 pasal 31: (1) setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4) negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. (5) pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Sudah seharusnya pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah ataupun Negara dalam kemajuan bangsa. dari tahun ke tahun tingkat pendidikan di Indonesia tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan. Indonesia hanya berpredikat sebagai  pengikut  bukan sebagai pemimpin teknologi dan komunikasi pada negara-negara maju. dalam pasal ini menegaskan bahwa Negara dalam hal ini harus memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan di Indonesia.walaupun telah menyisihkan anggaran untuk memperbaaiki sektor pendidikan. Dan membuat progam-progam yang isinya berkenaan dengan pendidikan. Namun, mengapa potret pendidikan kita masih jauh dari kata memuaskan?.bila masih melihat gedung-gedung sekolah sekarang yang seharusnya menopang proses pendidikan, Namun sampai sekarang masih banyak gedung-gedung yang belum layak dijadikan tempat mengajar. Begitu juga dengan Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.memang Tidak ada henti-hentinya jika membahas permasalahan pendidikan di ibu pertiwi. Dari anggaraan, segi fisik, fasilitas, serta banyak permasalahan lainya. Progam pemerintah seperti bantuan beasiswa bagi pelajar yang perekomonian keluarganya tergolong  tidak mampu dan masih banyak lagi, progam yang seharusnya dapat memperbaiki kualitas pendidikan, namun dalam  implementasi progam  tersebut seringkali terkendala dan  tidak sesuai sasaran. Pada tahun 2014 saja sektor pendidikan masih belum  rampung, terbukti penduduk di indonesia masih banyak yang lulusan SMP. Mungkin faktor penyebabnya bervariasi, dari individu yang tak mau bersekolah, mahalnya harga pendidikan atau  implementasi kebijakan  pemerintah  kurang efektif dalam pemenuhan akan pendidikan.
Semisal saja, kabupaten Jember provinsi Jawa Timur merupakan daerah terbesar ketiga setelah surabaya dan malang. . Dengan luas wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 Ha. Pernah dijuluki sebagai kota pelajar karena didukung dengan tumbuh suburnya lembaga-lembaga pendidikan dari PAUD hingga Perguruan Tinggi, baik Negeri maupun Swasta. namun secara mengejutkan pada 2010 mendapat predikat sebagai kabupaten dengan angka buta aksara tertinggi nasional, berdasarkan data badan pusat statistic (BPS) jumlahnya mencapai 204.069 atau menyumbang 10.79 dari angka buta aksara nasional yang mencapai 1,9 juta orang saat itu. Namun pada 2014 Terdata semakin sedikitnya jumlah buta aksara di daerah jember. Pada tahun 2015 setelah berbagai program dan berbagai kalangan bersatu padu memberantas buta aksara dikabupaten jember, masih ada sebagian kecil masyarakatnya yang masih saja mengalami buta akasara bahkan masyarakat tersebut adalah masyarakat yang hanya berjarak sekitar 3,9 hingga 16,5 kilometer dari pusat Kota Jember (surya.co.id 25/4/2015),  sungguh ironis ketika melihat penyumbang  penduduk buta aksara karena minimnya pendidikan adalah desa-desa terpencil yang masih ingin bernafas dalam pelukan  pemerintah  jember. “Ayong selaku anggota komisi D DPRD” mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya sempat menerima aksi demonstrasi dari kalangan mahasiswa terkait persoalan tersebut. Menurut mereka, penyumbang terbesar angka buta aksara berada di daerah pinggiran khususnya daerah perkebunan (kompas.com). dari segi fisik gedung Data Dinas Pendidikan Kabupaten Jember mencatat 260 ruang kelas SD di kabupaten setempat dalam kondisi rusak ringan, sedang dan berat pada 2015. menanggapi permasalahan minimnya sarana pendidikan di Jember Salah satu desa yang dimaksud adalah Dusun Padasan, Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Desa yang  mungkin hampir tidak terdengar suaranya ditelinga, desa yang  jauh dari kemapanan, terutama sektor pendidikan. Ketika kami terjun lansung didaerah padasan yang mungkin bisa dikatakan desa tersebut memang jauh dari jalanan umum yang ramai dilintasi truk, mobil atau sepeda motor. Jalanan yang rusak serta terjal membuat pengguna sepeda motor enggan untuk kesana. Mayoritas pekerjaan masyarakat disana sebagai seorang petani, Sekolah yang cukup jauh dan minimnya fasilitas pendidikan yang diberikan oleh Pemerintah kabupaten Jember merupakan faktor yang turut andil dalam kompleksnya permasalahan di desa padasan. Hasil wawancara yang didapat dari mahasiswa universitas jember “kholidah aisyah “ sebagai relawan pengajar di daerah padasan mengatakan “desa padasan merupakan daerah dengan buta aksara yang tinggi, bukan itu saja kebanyakan dari mereka hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah dasar, bahkan putus sekolah. dan banyak juga dari mereka memutuskan untuk bekerja atau menikah”. Dalam kaitanya dengan permasalahan tersebut membuat logika berkutat dalam benak kami, ada dua perspektif,pertama dari suasana masyarakat padasan yang mayoritasnya NU kolot tidak menerima budaya asing masuk didalamnya (tidak menerima unsur luar), pandangan masyarakat yang menganggap pendidikan formal akademik tidak begitu di prioritaskan dan mereka lebih memilih ikut pondok menjadi santri. Berdasarkan teori perkembangan manusia sudut perkembangan gender dijelaskan bagaimana gender disosialisasikan kepada anak terdapat 5 pendekatan , pendekatan biologis, pendekatan sosialisasi, teori skema gender, pendekatan kognitif, pendekatan psiokinalis. memahami keadaan yang terjadi di dusun padasan sesuai dengan teori skema gender yaitu budaya patriokal yang masih melekat dalam tubuh masyarakat . Budaya patriokal yang berkembang dalam masyarakat tersebut berpandangan perempuan hanya sebagai pengurus rumah tangga,slogan “masak, macak, manak” masih bergumam disekitar daerah tersebut. laki-laki berkerja disawah mencari nafkah dan  dan perempuan yang hanya mengurusi rumah tangganya. Pernyataan tersebut semakin kuat ketika bertemu dengan salah satu warga asli desa padasan bernama ‘leha’. Menurut tuturan narasumber gadis yang bernama leha tersebut pernah mengikuti pendidikan di sekolah dasar sampai kelas 5 saja, dan kemudian memutuskan skolah untuk menikah dengan Pria yang masih satu desa untuk kali keduanya, dan leha kini bekerja sebagai ibu rumah Tangga. Dalam perspektif pertama dapat disimpulkan masih minimnya kesadaran akan pentingnya pendidikan di masyarakat tersebut. Perspektif kedua , yaitu berkenaan dengan aparatur desa tersebut. Dimana ketika ditanyai tentang keterbukaan soal data kependudukan, jumlah warga yang masih sekolah dan lainya antara kepala dusun dan balai desa saling melempar tanggung jawab. Dan juga kebijakan pemerintah desa padasan dalam peningkatan sektor pendidikan yang jauh dari kata sempurna. Terlebih lagi kebanyakan dari mereka masih banyak yang belum bisa menggunakan bahasa indonesia dan tidak bisa membaca.Sangat memprihatinkan melihat kondisi pendidikan desa padasan yang termasuk desa yang masih tertinggal di daerah jember. pendidikan di kabupaten jember masih berpusat pada perkotaan saja, minimnya perhatian terhadap anak-anak desa yang memliki potensi dan ingin mengenyam pendidikan lebih tinggi. Tak heran jika Belum lama ini Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal Dan Informal (PNFI) merilis angka penduduk yang masih buta aksara. Yang menarik untuk dicermati, berdasarkan release dirjen PNFI ternyata angka buta aksara tertinggi Se- Indonesia diraih Kabupaten Jember.  Namun Apa saja yang dilakukan Pemerintah Jember dalam menanggulangi Minimnya mutu pendidikan yang berakibat pada buta aksara?










Salah satu bentuk upaya Pemerintah Kabupaten Jember yaitu memasukkan bidang pendidikan sebagai salah satu prioritas kebijakan pembangunan, disamping kesehatan dan pertanian. Sebagai program prioritas, pembangunan bidang pendidikan diarahkan pada upaya peningkatan program efisiensi pengelolaan, agar secara efektif dapat memacu pada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan serta pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan secara berkelanjutan. sesuai dengan amanat undang-undang dasar 45 pasal 31: (1) setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. (4) negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. (5) pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Kemudian Tentang Peraturan daerah kabupaten jember nomor 2 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pendidikan di kabupaten jember” disebutkan dalam Pasal 6 ayat (6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Dalam substansi isi peraturan tersebut merupakan prinsip-prinsip penyelenggaran pendidikan di kabupaten Jember tidak lepas dari peran seluruuh elemen masyarakat.  Serta dalam Lampiran Keputusan DPRD Kabupaten Jember Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rekomendasi DPRD Kabupaten Jember terhadap LKPJ Jember Akhir TA. 2014, DPRD Kabupaten Jember mengeluarkan sekitar 150 rekomendasi.  Hal yang berkaitan dengan Progam pendidikan DPRD merekomendasikan : 
a.    Dalam Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (“Wajardikdas”) 9 tahun dan Program Pendidikan Menengah, DPRD merekomendasikan:
1.    Ketersediaan dan kemerataan sistem tata kelola untuk layanan prima dan/atau memenuhi SPM sekolah-sekolah di perkotaan dan desa atau daerah terpencil dengan melakukan pelatihan kepada sekolah;
2.    Melakukan inventarisasi menyeluruh dan menambah anggaran untuk melakukan rehabilitas/perbaikan atau pembangunan secara terencana dan terukur gedung-gedung sekolah yang rusak atau usianya tua serta ruang belajar dan memenuhi perlengkapan proses belajar mengajar yang layak pakai di dalamnya, termasuk meja-kursi untuk sekolah-sekolah SD dan perlengkapan laboratorium serta alat peraga untuk sekolah-sekolah menengah;
3.    Melakukan program tanggap darurat segera terhadap sekolah-sekolah yang gedung dan/atau ruang kelasnya karena “force majeur” misalnya karena bencana alam menjadi rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi;
4.    Melakukan pengawasan dan perawatan yang memadai terhadap sarana dan/atau perlengkapan pendidikan di atas;
5.    Pemerintah Daerah mengininventarisis status kepemilikan dan mengambil langkah-langkah penyelesaian untuk tanah tempat bangunan sekolah;
6.    Pengerjaan proyek pasca lelang hendaknya lebih tepat waktu dan tidak dilaksanakan pengerjaannya di akhir masa anggaran; dan
7.    Pemerintah Daerah menjamin tidak munculnya aneka pungutan dengan dalih apapun yang berakibat pada mahalnya biaya pendidikan.
 b.    Dalam program Pendidikan Keaksaraan, DPRD merekomendasikan:
1.    Melakukan upaya percepatan dan penuntasan pelaksanaan program Kabupaten      Jember bebas dari “buta aksara”;
2.    Pemerintah Daerah memfasilitasi untuk turut berperan aktifnya unsur atau komponen masyarakat, perguruan tinggi dan orgasisasi profesi dalam pelaksanaan program Kabupaten Jember bebas dari “buta aksara”; dan
3.    Pemerintah Daerah hendaknya meningkatkan implementasi PERDA tentang baca tulis Al Qur’an secara menyeluruh dan merata.
Dalam upaya memajukan dan peningkatan mutu pendidikan dikabupaten jember tentu pemerintah harus berupaya keras. Masalah yang dihadapi hingga saat ini berkaitan dengan pendidikan ialah buta aksara. Desa-desa yang jauh dari pusat kota seperti dusun padasan, kecamatan arjasa menjadi penyumbang penduduk dengan buta aksara yang tinggi. Permasalahan buta aksara tersebut membuat pemerintah kabupaten jember resah dan membuat kebijakan dengan menggelontorkan anggaran kurang lebih 3,2 miliyar sebagai bentuk upaya meminimalisir buta aksara dengan target buta aksara dijember berkurang hingga 30.000 orang/tahunnya. Kebijakan yang dimulai pada tahun 2010 tersebut bisa dikatakan sukses dalam mengurangi buta aksara, terbukti pada tahun 2014 angka buta aksara dijember usia produktif 15-59 tahun menurun hingga 78.752 orang dari 31 kecamatan yang ada salah satunya kecamatan arjasa. Upaya selanjutnya dalam peningkatan fisik pendidikan yang termasuk di dalamnya ialah gedung sekolah itu sendiri. Pemerintah kabupaten jember melakukan perbaikan ruang kelas sekolah sebanyak 193 ruang menggunakan anggaran dana alokasi khusus (DAK) sekitar Rp11 miliar dan perbaikan itu akan dimulai pada Juli 2015. serta dalam peningkatan skill guru pengajar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember sangat mendukung upaya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jember untuk mengadakan pelatihan pendidikan berkedok seminar. Seminar tersebut demi peningkatan kualitas guru melalui program sertifikasi profesi guru yang sedang dilaksanakan dengan tujuan untuk peningkatan profesional guru melalui program sertifikasi profesi. Salah satu Peningkatan mutu pendidikan yaitu berkaitan dengan cara atau style guru pengajar dalam mengajari siswa-siswanya. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
 Dalam pandangan Teori behaviorisme yaitu Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam kata lain upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan terdapat pada kebijakan yang mengharuskan sekolah-sekolah untuk mampu menciptakan pendidikan yang berkarakter. Tentu lingkungan yang baik akan menumbuhkan sikap siswa sesuai dengan karakter tersebut. Terlebih upaya dalam pemberantasan buta aksara yang tidak lepas dari kerja sama semua elemen masyarakat. Dalam kaitanya dengan teori behaviorisme tersebut Program yang patut dicoba untuk mengatasi masalah kekurangan jumlah sarana pendidikan tersebut adalah dengan menggagas sekolah berjaringan masjid, sebagai predikat kota santri tentunya jember tidak asing dengan keberadaan sarana ibadah berupa masjid, saat ini ada sekitar 213 masjid di jember yang sudah terdaftar di database kemenag dan masih ada puluhan yang masih belum terdaftar (sumber :http://simbi.kemenag.go.id/), masjid yang memiliki sepuluh fungsi, yang salah satunya yaitu sebagai tempat pendidikan. Progam ini bertujuan untuk memberikan bentuk pengajaran seperti tata cara sholat, membaca, cara wudhu dan sebagainya. Masjid yang menjadi pelopor di kabupatrn Jember yaitu masjid Baitul amien yang bertempat di alun-alun Jember.  masjid baitul amien sebagai sarana pendidikan juga dilaksanakan oleh masjid tujuh kubah ini mulai dari pendidikan paud, tk, sd hingga SMP, juga pendidikan non formal seperti TKA, TPA dan TQA, sebagai masjid yang berfungsi penuh Al Baitul Amien beroparesi mulai jam 02.00 pagi hingga jam 20.00 malam. Sudah banyak kini sekolah berjaring masjid yang tersebar diberbagai desa dan kecamatan seperti, kencong, jenggawah, wuluhan, sumbersari, patrang, sukowono dan ajung. Lingkungan masjid akan mempengaharui tingkat kemauan para peserta didiknya, di daerah daerah terpencil khusunya daerah dusun padasan, kerdosono, kecamatan arjasa, melihat penduduknya kebanyakan santri dan santriwati dirasa kebijakan ini sangat tepat , dikarenakan lingkungan yang cocok . Dimana kultur dari lingkungan yang bertumpu pada masjid sebagai suatu ajaran utama maka apabila diselangi dengan pendidikan tentu akan mempengaharui tingkat kemauan untuk belajar lebih para anak didiknya serta membangun suatu lingkungan yang baru yang akan mempengaharui karakter peserta didiknya.
Progam lain yang di gagas oleh pemerintah kabupaten Jember ialah menjalin kerja sama dengan para praktisi pendidikan, terutama universitas-universitas yang ada di Jember, baik Negeri Maupun Swasta. Turut andilnya praktisi pendidikan tersebut membantu meringankan beban pemerintah Jember dalam upaya memberantas buta aksara dan peningkatan mutu pendidikan, semisal Universitas Jember dengan progam UJAR (Unej Mengajar), Kerja sama dengan Universitas Terbuka . kerja sama tersebut bertujuan agar 2015 Jember terbebas dari buta aksara. Dimana dalam progam-progam yang dicanangkan baik pemerintah maupun praktisi menerjunkan relawan-relawan ke daerah-daerah yang dianggap masih banyak penduduknya yang buta aksara. Salah satu daerah tersebut ialah dusun kerdosono kecamatan arjasa. relawan tersebut dibekali pelatihan-pelatihan dan cara mengajar yang mengasyikkan. Dengan pelatihan tersebut diharapkan menarik minat masyarakat di daerah yang dituju untuk mau belajar.
Bagi kalangan Mahasiswa yang peduli akan lingkungan Jember yang masih terjerat buta aksara sangatlah beragam, dari komunitas, aksi sedekah untuk sekolah-skolah yang tidak layak, hingga demonstrannsi menuntut agar pemerintah Jember untuk fokus memberantas buta aksara dan memperbaiki operasional sekolah. khusus pada Dusun Padasan yang beralamat di RT 08 RW 03, Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Para Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Rumah pelangi padasan dimana kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa Universitas Jember, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Turut sertanya rumah pelangi padasan sangat bernilai positif dalam penyadaran penduduk padasan akan pentingnya pandidikan, komunitas rumah pelangi padasan mulai berdiri pada tahun 2012 di atas tanah seluas 96 m2 dengan panjang 12 m dan lebar 8 m. Pada halaman samping kiri terdapat kebun jagung yang memutar hingga ke samping kanan, dimana setelah kegiatan panen halaman tersebut akan dimanfaatkan sebagai taman bermain. Lokasi Rumah Pelangi Padasan ini terletak kurang lebih sejauh 10 km dari pusat Kecamatan Arjasa. Dalam progam rumah pelangi tersebut mengajarkan kepada anak-anak sekitar wilayah tersebut untuk membaca, menulis dan berhitung. Dalam wawancara kami “kholidah aisya” selaku relawan rumah pelangi menceritakan asal mula rumah pelangi padasan ini dibentuk. Suka duka yang dialami seperti halnya ketika komunitas ini diusir oleh warga karena di anggap sebagai aliran sesat, namun semangat para pejuang muda yang peduli akan sesamanya tak menyerah hingga rumah pelangi tersebut dapat diterima kembali oleh masyarakat sekitar. Komunitas tersebut tidak memiliki tempat tetap untuk mengajar. Tercatat dari tahun 2012 hingga 2015 sebanyak tiga kali harus berpindah tempat. Tempat terakhir hingga saat ini ialah masjid yang berada di sebelah rumah penduduk dusun padasan. Rumah Pelangi Padasan memiliki anggota binaan-yang selanjutnya dapat disebut sebagai peserta didik-sejumlah 62 orang, yang terbagi ke dalam beberapa kelas sesuai dengan tingkat pendidikannya, serta kelas khusus bagi mereka yang belum atau tidak mengenyam bangku pendidikan formal. Sedangkan jumlah tenaga pendidik tetap sekaligus tenaga operasional Rumah Pelangi Padasan terdiri dari 25 orang yang berasal dari mahasiswa Universitas Jember.


DOWNLOAD di sini

Share:
Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

 Klik Enter untuk mencari
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh . Shalom aleichem . Om swastiastu . Namo sang hyang adi buddhaya. SELAMAT DATANG DI BLOG OPINI MAHASISWA AN

About

Blog "Opini Mahasiswa AN14" ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Prodi AN FISIP UNEJ. Semoga bermanfaat

Time & Date

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Quotes

“Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan itu Anda dapat mengubah dunia” – Nelson Mandela

“Seseorang yang berhenti belajar adalah orang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi pemuda” -Henry Ford

“Berikan seorang pria semangkuk nasi dan Anda akan memberinya makanan untuk sehari. Ajarkan seorang pria memelihara padi dan Anda akan memberinya makanan seumur hidup” – Confusius

“Pembelajaran tidak didapat dengan kebetulan. Ia harus dicari dengan semangat dan disimak dengan tekun” – Abigail Adams

“Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh.” – Albert Einstein

“Belajar memang bukan satu-satunya tujuan hidup kita. Tetapi kalau itu saja kita tidak sanggup atasi, lantas apa yang akan kita capai” – Shim Shangmin

“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan” – Mario Teguh

“Yang hebat didunia ini bukanlah tempat dimana kita berada, Melainkan arah yang kita tuju.” - Oliver Wendell Holmes

“Engkau tak dapat meraih ilmu kecuali dengan enam hal yaitu cerdas, selalu ingin tahu, tabah, punya bekal dalam menuntut ilmu, bimbingan dari guru dan dalam waktu yang lama.” - Ali bin Abi Thalib

“Jangan pernah meragukan keberhasilan Sekelompok kecil orang yang bertekad mengubah dunia, Karena hanya kelompok seperti itulah yang pernah berhasil melakukannya” - Margaret Mead

“Pendidikan bukan persiapan untuk hidup. Pendidikan adalah hidup itu sendiri.“ - John Dewey

“Yang penting bukan bagaimana caramu hidup melainkan hidup siapa yang kamu ubah dengan hidupmu. Seorang majikan bisa memberitahumu apa yang ia harapkan darimu Tapi seorang guru membangkitkan pengharapanmu sendiri” - Patricia Neal

“Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dalam benda besar yang bernama dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa.” - Al- Ghazali

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.” - Soekarno

“Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kamu dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat.” - (al-Mujadalah : 11)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.” - Winston Chuchill

“Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian.” - Francis Bacon

“Nalar hanya akan membawa anda dari A menuju B, namun imajinasi mampu membawa anda dari A ke manapun.” - Albert Einstein

“Tuntulah ilmu pengetahuan itu mulai dari buaian, sampai keliang lahat.” - (Hadits)

“Bukanlah kebaikan itu dengan banyaknya harta dan anak, tetapi dengan banyaknya ilmu, besarnya kesabaran, mengungguli orang lain dalam ibadahnya, apabila berbuat kebaikan ia bersyukur dan bila berbuat salah (dosa) ia beristighfar kepada Allah.” - Ali bin Abi Thalib

“Dengan kecerdasan jiwalah manusia menuju arah kesejahteraan.” - Ki Hajar Dewantara


jadwal-sholat